Rumah Adat Jawa- Indonesia adalah salah satu negara
yang memiliki kekayaan yang melimpah dibandingkan dengan Negara lain.
Mulai dari kekayaan alam, keindahan alam, melimpahnya sumber daya alam
dan berbagai ragam kebudayaan. Dan semua hali itu bisa kita temukan di
satu negara yang bernama Indonesia, all in one.
1. Rumah Badui
Rumah adat jawa yang pertama adalah rumah badui, yang berasal dari Provinsi Banten. Secara keseluruhan rumah ini terbuat bahan-bahan yang berasal dari alam. Yang menjadi material utama untuk membuat rumah badui adalah bambu, sementara batu, kayu dan ijuk menjadi bahan pelengkapnya.
Pondasi rumah badui terbuat batu datar yang dipendam di dalam tanah. Biasanya batu yang digunakan untuk pondasi adalah batu yang didapatkan dari sungai. Penggunaan batu dalam podasi rumah ini bertujuan untuk mencegah tiang rumah agar tidak cepat lapuk.
Rumah adat jawa yang kedua adalah rumah kebaya, yang merupakan rumah adat dari Ibukota yaitu Jakarta. Pada dasarnya rumah kebaya adalah rumah adat dari suku betawi, mengapa disebut dengan rumah kebaya? Karena bentuk atap rumah ini seperti pelana, apabila dilihat dari samping akan terlihat seperti kebaya.
Dinding rumah kebaya terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka atau digeser sewaktu-waktu. Dengan maksud, agar rumah kebaya bisa terasa lebih luas dan lebih rapih. Dari segi sifatnya rumah kebaya di bedakan menjadi dua bagian yang berbeda.
Yang pertama adalah bagian depan yang besifat umum, yang setiap orang dapat melihat keindahan dan keasrian rumah ini. Dan yang kedua adalah bagian belakang rumah atau yang bersifat pribadi. Bagian ini hanya boleh dilihat apabila kita mendapatkan izin dari pemiliki rumah.
3. Rumah Adat Kasepuh
Rumah adat jawa yang selanjutnya adalah rumah adat kasepuh yang merupakan budaya dari Provinsi Jawa Barat. Rumah adat kasepuh didirikan petama kali pada tahun 1529, oleh seorang pangeran yang bernama Cakrabuana. Pada umumnya rumah ini juga disebut dengan sebutan rumah keraton oleh masyarakat Jawa Barat.
Rumah keraton ini adalah bentuk penyempurna dari rumah yang sebelumnya yaitu Keraton Pakungwati. Rumah adat ini adalah salah satu peninggalan dari kerajaan islam yang ada di Jawa Barat khususnya Cirebon. Hebatnya, rumah kasepuh ini masih dapat kita temui, dan masih terawat dan juga terpelihara hingga saat ini.
4. Rumah Joglo
Rumah adat jawa yang ke-empat sekaligus yang terakhir adalah Rumah Joglo. Perlu diketahui rumah joglo merupakan rumah adat dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Walau termasuk budaya dari 3 tiga daerah yang berbeda, namun tidak banyak perbedaan antara satu sama lain.
Rumah joglo memiliki beberapa bagian-bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada yang digunakan sebagai tempat menjamu tamu bahkan hanya untuk sekedar untuk bersantai-santai. Semua telah diatur dengan baik, sesuai dengan penggunaan dan kebutuhan.
Bagian yang paling terkenal dari rumah joglo adalah bagian yang bernama pendapa. Pendapa adalah ruangan yang berada di bagian paling depan dalam struktur rumah joglo. Pada umumnya tempat ini digunakan untuk acara-acara besar seperti, wayang kulit, tari, gamelan dan lain-lain.
Salah satu keunikan dari rumah joglo adalah terletak pada bagian atap rumah ini. Karena bentuk atap rumah joglo memiliki bubungan yang bisa dikatan tinggi. Bubungan pada atap rumah joglo terbuat dari tiang-tiang yang disusun rapi, yang berfungsi untuk menyangga atap rumah.
Atap rumah joglo pada umumnya terbuat dari genteng yang dibuat sendiri dari tanah liat. Pada masa belum ada genteng, masyarakat Jawa menggunakan anyaman ijuk atau alang-alang untuk penutup atap. Nilai positif penggunaan bubungan pada atap adalah membuat rumah lebih sejuk dan dingin.
Sumber : https://karyapemuda.com/rumah-adat-jawa/
Rumah Adat Jawa
Setiap provinsi yang ada di Indonesia pasti memiliki suatu kebudayaan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Langsung saja saya akan sedikit berbagi tentang salah satu budaya jawa, yaitu tentang rumah adat jawa. Rumah adat jawa antara lain sebagai berikut.- Rumah Adat Badui.
- Rumah Adat Kebaya.
- Rumah Adat Kasepuh.
- Rumah Adat Joglo.
1. Rumah Badui
Rumah adat jawa yang pertama adalah rumah badui, yang berasal dari Provinsi Banten. Secara keseluruhan rumah ini terbuat bahan-bahan yang berasal dari alam. Yang menjadi material utama untuk membuat rumah badui adalah bambu, sementara batu, kayu dan ijuk menjadi bahan pelengkapnya.
Pondasi rumah badui terbuat batu datar yang dipendam di dalam tanah. Biasanya batu yang digunakan untuk pondasi adalah batu yang didapatkan dari sungai. Penggunaan batu dalam podasi rumah ini bertujuan untuk mencegah tiang rumah agar tidak cepat lapuk.
Apabila tiang yang terbuat dari kayu bersentuhan langsung dengan
tanah maka dapat dipastikan tiang akan cepat lapuk. Biasanya tiang rumah
badui terbuat dari balok kayu yang besar dan kokoh. Kayu yang
digunakanpun harus kayu yang kuat, seperti kayu jati, kayu mahoni dan
kayu akasia.
Untuk bagian dinding rumah badui, biasanya terbuat dari anyaman bambu
yang juga dikenal dengan bilik. Penggunaan bilik pada dinding rumah
baduy bertujuan agar ruangan di dalam rumah bisa tetap sejuk. Karena
udara bisa masuk dari sela-sela anyaman, hal ini juga salah satu faktor
yang menyebabkan rumah ini tidak memiliki jendela.
2. Rumah Kebaya
Rumah adat jawa yang kedua adalah rumah kebaya, yang merupakan rumah adat dari Ibukota yaitu Jakarta. Pada dasarnya rumah kebaya adalah rumah adat dari suku betawi, mengapa disebut dengan rumah kebaya? Karena bentuk atap rumah ini seperti pelana, apabila dilihat dari samping akan terlihat seperti kebaya.
Selain rumah kebaya, suku betawi masih memiliki beberapa rumah adat
lainnya, seperti rumah gudang dan rumah joglo. Meskipun suku betawi
memiliki 3 macam rumah adat yang berbeda. Tetapi yang telah tercacat
secara resmi, rumah adat suku betawi adalah rumah kebaya.Salah satu ciri yang menonjol dari rumah adat ini adalah memiliki
teras yang luas. Biasanya dimanfaatkan untuk menerima tamu atau untuk
sekedar berkumpul dan bersantai bersama keluarga. Kebiasaan suku betawai
jaman dahulu, membuat sumur di depan rumahnya dan makam di samping
rumahnya.
Dinding rumah kebaya terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka atau digeser sewaktu-waktu. Dengan maksud, agar rumah kebaya bisa terasa lebih luas dan lebih rapih. Dari segi sifatnya rumah kebaya di bedakan menjadi dua bagian yang berbeda.
Yang pertama adalah bagian depan yang besifat umum, yang setiap orang dapat melihat keindahan dan keasrian rumah ini. Dan yang kedua adalah bagian belakang rumah atau yang bersifat pribadi. Bagian ini hanya boleh dilihat apabila kita mendapatkan izin dari pemiliki rumah.
3. Rumah Adat Kasepuh
Rumah adat jawa yang selanjutnya adalah rumah adat kasepuh yang merupakan budaya dari Provinsi Jawa Barat. Rumah adat kasepuh didirikan petama kali pada tahun 1529, oleh seorang pangeran yang bernama Cakrabuana. Pada umumnya rumah ini juga disebut dengan sebutan rumah keraton oleh masyarakat Jawa Barat.
Rumah keraton ini adalah bentuk penyempurna dari rumah yang sebelumnya yaitu Keraton Pakungwati. Rumah adat ini adalah salah satu peninggalan dari kerajaan islam yang ada di Jawa Barat khususnya Cirebon. Hebatnya, rumah kasepuh ini masih dapat kita temui, dan masih terawat dan juga terpelihara hingga saat ini.
4. Rumah Joglo
Rumah adat jawa yang ke-empat sekaligus yang terakhir adalah Rumah Joglo. Perlu diketahui rumah joglo merupakan rumah adat dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Walau termasuk budaya dari 3 tiga daerah yang berbeda, namun tidak banyak perbedaan antara satu sama lain.
Rumah joglo memiliki beberapa bagian-bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada yang digunakan sebagai tempat menjamu tamu bahkan hanya untuk sekedar untuk bersantai-santai. Semua telah diatur dengan baik, sesuai dengan penggunaan dan kebutuhan.
Bagian yang paling terkenal dari rumah joglo adalah bagian yang bernama pendapa. Pendapa adalah ruangan yang berada di bagian paling depan dalam struktur rumah joglo. Pada umumnya tempat ini digunakan untuk acara-acara besar seperti, wayang kulit, tari, gamelan dan lain-lain.
Salah satu keunikan dari rumah joglo adalah terletak pada bagian atap rumah ini. Karena bentuk atap rumah joglo memiliki bubungan yang bisa dikatan tinggi. Bubungan pada atap rumah joglo terbuat dari tiang-tiang yang disusun rapi, yang berfungsi untuk menyangga atap rumah.
Atap rumah joglo pada umumnya terbuat dari genteng yang dibuat sendiri dari tanah liat. Pada masa belum ada genteng, masyarakat Jawa menggunakan anyaman ijuk atau alang-alang untuk penutup atap. Nilai positif penggunaan bubungan pada atap adalah membuat rumah lebih sejuk dan dingin.
Sumber : https://karyapemuda.com/rumah-adat-jawa/
0 komentar :
Posting Komentar